Namun dari hasil penelitian didapatkan pasangan dengan penyakit
saraf tingkat tinggi merasa lebih bahagia jika berhubungan seks lebih sering.
Kondisi ini berarti melakukan hubungan seksual bisa meringankan efek dari gejala neurotik tersebut, serta meningkatkan kebahagiaan pasangan pengantin baru pasien saraf sama dengan pasangan lainnya yang tidak memiliki penyakit saraf.
Hubungan seksual pasangan dengan penyakit saraf dianggap bisa mencegah penurunan kebahagiaan. Terlebih hal ini membuat pasangan merasa puas dengan pernikahannya sama seperti yang dirasakan pasangan non-neurotik (tidak memiliki penyakit saraf).
"Temuan ini menyoroti sering seks adalah salah satu cara bahwa beberapa orang yang memiliki penyakit saraf mampu menjaga hubungan penikahannya dengan lebih memuaskan," ungkap Michelle Russel dan James McNulty dari University of Tennessee, seperti dilansir LiveScience, Selasa (14/12/2010).
Penelitian ini dilaporkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science edisi Oktober. Peneliti menemukan pengantin baru yang pasangannya memiliki penyakit saraf memiliki tingkat perceraian yang lebih tinggi. Tapi kondisi ini bisa dicegah jika sering melakukan hubungan seks.
Russle dan McNulty menganalisis 72 pasangan pengantin baru selama 4 tahun pertama pernikahannya. Setiap 6 bulan kedua pasangan secara terpisah melaporkan kepuasaan penikahan dan aktivitas seksualnya.
Hasil penelitian didapatkan pasangan dengan penyakit saraf tingkat tinggi merasa lebih bahagia jika berhubungan seks lebih sering.
Kondisi ini berarti melakukan hubungan seksual bisa meringankan efek dari neurotik tersebut, serta meningkatkan tingkat kebahagiaan pasangan pengantin baru ini menjadi sama dengan pasangan lainnya yang tidak memiliki penyakit saraf.
ver/ir)
Sumber : detikHealth.com